Telur Ayam Produksi Sumsel Terancam

Oleh: DR. Drh. Jafrizal, MM

Medik Veteriner Madya, Ketua PDHI Sumsel

Kota Palembang merupakan konsumen telur ayam terbesar di Sumatera Selatan.

Lebih 50 persen produksi di Sumsel dikonsumsi di Kota Palembang baik untuk konsumsi langsung maupun dalam berbagai macam pangan olahan. 

Dengan populasi 590 ribu ekor dengan pro­duk­si 20 ton perhari maka Kota Palembang masih membutuhkan pasokan telur sekitar 50 ton dari Kabupaten Banyu Asin dan kabupaten lain.

Bila melihat dari segi kuantitas produksi telur Provinsi Sumatera Seletan (Sumsel) telah mampu swasembada, menurut data Kemen­te­rian Pertanian (2021), Sumsel merupakan pro­du­sen telur ayam nomor 3 (tiga) di Sumatera se­telah Sumatera Utara dan Sumatera Barat yakni sebanyak  171.303 ton dengan populasi 8 juta ekor pada tahun 2020. 

Dari produksi tersebut,  Sumsel telah memenuhi kebutuhan dalam da­e­rahnya sendiri dan bah­kan  26 persen produksi diekspor ke daerah lain. Kelebihan  produksi tersebut mengantarkan  Sumsel  sebagai daerah ekspor  telur ayam terbesar nomor dua setelah Ja­wa Timur.

Tuntutan Konsumen

Jaminan akan kecukupan produksi saja belum mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang ber­ubah sesuai dengan tingkat kesejahteraannya.

Semakin tinggi tingkat kesejahteraannya, ma­ka akan semakin kompleks pula tuntutan yang diajukan. Tuntutan masyarakat berubah men­jadi 5 tuntutan  yakni:  Food secure (jumlah),  Food safety (kesehatan),  Food nutrition (ak­tivitas),  Food palatability (cita-rasa),  Food  functionality (kebugaran).  

Artikel Terkait

Belum ada Komentar untuk "Telur Ayam Produksi Sumsel Terancam"

Posting Komentar